-->

KELUARGA SAKINAH MAWADDAH WA RAHMAH

"Dan di antara tanda-tanda ( Kebesaran )-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda ( Kebesaran Alloh ) bagi orang-orang yang berpikir". ( QS. Ar Rum 30-21 )

Orang tua memiliki pengaruh langsung terhadap harga diri anak-anak, merek melihat orang tuanya untuk pengembangan rasa percaya diri mereka. Ada hal-hal tertentu dimana mereka tidak seharusnya mendengar suatu ucapan yang memang tak semestinya keluar dari mulut orang tua. Hal ini mengingat bahwa anak-anak sangat mudah untuk dipengaruhi, sehingga yang mereka butuhkan adalah sejumlah pujian dan penghargaan dari orang tua agar mereka dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat secara emosional. Namun demikian jangan salah memahami, pujian dan penghargaan jelas tidak perlu diberikan manakala anak-anak melakukan suatu kesalahan yang perlu diluruskan. Hanya saja dalam sikap & cara penyampaiannya itulah yang harus dilakukan dengan cara yang baik, bukan dengan emosinal.

Sebagai orang tua yang benar-benar menginginkan anak-anak hidup bahagia dan memiliki citra diri yang positif, maka orang tua harus benar-benar mampu memonitor setiap kata yang keluar dari mulutnya ketika berbicara dengan anak-anak, dimana ada lima kata kunci yang seharunya tidak pernah dikatakan kepada anak-anak.

Pertama, kata “Diam!”

Banyak diantara orang tua yang sudah terbiasa menggunakan kata ini kepada anak-anaknya. Padahal masih banyak alternatif kata lain yang lebih halus yang bisa disampaikan kepada anak untuk mencapai tujuan yang sama dari sekedar kata “Diam!”. Orang tua sendiripun pasti bisa membayangkan, atau bahkan merasakan saat menjadi anak, bagaimana rasanya ketika ada seseorang yang mengatakan “Diam!” pada dirinya ? apalagi hal itu keluar dari mulut orang tua. Pasti tidak nyaman bukan ? Mari bandingkan kata tersebut dengan kalimat halus misalnya “Tolong jangan ribut ya nak” atau “Jangan berisik ya nak”. Jelas sekali bahwa tujuan dari kalimat itu adalah sama dengan kata “Diam” akan tetapi terasa lebih enak dan lebih nyaman bagi kita apalagi bagi anak-anak. Masih juga belum nurut ? panggil dan jelaskan kepada anak-anak, bahwa anda sangat menghargai mereka dan anda sama sekali tidak ingin mengucapkan kata-kata kasar kepada mereka, dan bersabarlah, suatu saat pasti akan berhasil.

Ungkapan kedua yang juga menggoda untuk diucapkan adalah, “Karena ayah/ibu bilang begitu!”

Kadang-kadang bisa sangat menggoda untuk menjawab gencarnya ocehan anak-anak, “Mengapa Yah? Mengapa Bu ? Mengapa? Kenapa ?” dengan jawaban sederhana, “Karena ayah/ibu bilang begitu!” Tidak jarang kalimat ini meluncur begitu saja tanpa disadari hanya karena orang tua enggan untuk memberikan penjelasan walau hanya sedikit saja, atau karena terlanjur merasa kesal. Adalah wajar bagi seorang anak untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti itu, karena mereka ingin mengetahui alasan-alasan dari apa yang kita sampaikan. Untuk itu, akan jauh lebih baik seandainya anda berusaha untuk memberikan penjelasan mengenai suatu keputusan yang anda ambil untuk anak-anak. Ini bisa membantu mereka juga untuk memahami mengapa kadang-kadang anda tidak perlu memberi penjelasan rinci kepada mereka, sehingga mereka tidak lagi mengoceh dengan pertanyaan mengapa atau kenapa.

Ungkapan ketiga adalah “Tunggu sampai ayah/ibumu pulang!”

Tidak jarang, terutama kaum ibu, yang entah sengaja atau tidak, mulai menanamkan rasa takut melalui ungkapan “Tunggu sampai ayahmu pulang!” Walapun ketika sang ayah pulang dia tidak memberi hukuman apapun kepada sang anak, tapi anak tetap akan dicekam rasa was-was selama sang ayah belum pulang. Untuk mengatasi masalah ini, adalah ide yang baik untuk menenangkan diri sejenak hingga perasaan anda terkontrol ketika Anda mulai merasa seolah-olah Anda sangat jengkel dan marah untuk mendisiplinkan anak Anda, sehingga anda tak perlu membelenggu anak anda dalam rasa was-was dan ketakutan, terlebih jika ayahnya memang suka memberikan hukuman. Sebagai orang tua andapun harus ingat bahwa menggunakan suami/istri sebagai ancaman bagi anak bukanlah merupakan ide yang baik karena mereka mungkin sedang mengalami hari yang kurang menyenangkan. Dan ketika pulang ke rumah dihadapkan pada persoalan anak yang bisa jadi tanpa disadarinya menimbulkan sesuatu yang buruk bagi anak, yang pada akhirnya hanya menyisakan penyesalan yang berkeanjangan.

Kata keempat adalah “Awas !”

Kata awas yang sifatnya ancaman bukanlah ide yang baik untuk diucapkan kepada anak. Sebagaimana halnya kata “diam”, orang tua masih memiliki banyak alternatif lain untuk menyampaikan maksud dan tujuannya terhadap anak daripada hanya mengatakan misalnya “Awas kalau makannya tidak dihabiskan !”, “Awas kalau jajan sembarangan lagi !”. Mengucapkan kata atau kalimat ancaman kepada anak bukanlah bagian dari sebuah sikap baik orang tua dalam mendidik anak. Bagaimanapun tidak ada seorangpun manusia yang akan merasa nyaman dengan ancaman, apalagi anak-anak.

Kalimat terakhir,”Silahkan pergi dari rumah ini… !”

Faktanya adalah bahwa tidak ada sedikitpun manfaat yang bisa datang dari kalimat ini. Hal ini hanyalah akan membantu menempatkan mereka keluar rumah, dan membuat mereka membenci Anda untuk jangka waktu yang lama. Apalagi ketika anak Anda telah menjadi seorang remaja, mereka akan mulai memikirkan ucapan Anda ini. Jadi, ketika Anda seolah-olah mengusir mereka, maka Anda harus siap manakala mereka benar-benar meninggalkan rumah saat itu juga.

Memang, ada banyak situasi yang konfrontatif yang akan Anda hadapi dengan anak-anak Anda. Kadang-kadang situasi ini bahkan bisa menjadi sangat panas dan bisa diluar kendali. Namun sebagai orang tua, adalah tanggung jawab kita untuk menjaga dan mempertimbangkan kata-kata kita sebelum anak-anak mendengarnya meluncur dari mulut kita. Terlebih pada anak-anak remaja dimana ego dan perasaan mereka yang masih sangat rapuh. Pada kenyataannya, meskipun ketika anak-anak kita tidak dapat bertindak seperti yang diharapkan, mereka tetap mengharapkan penerimaan dari kita, orang tua mereka.

Terlepas dari sepakat tidaknya dengan apa yang diuraikan di atas, tentu bukanlah suatu hal yang salah bagi kita selaku orang tua untuk selalu berhati-hati terhadap apa yang kita katakan kepada anak-anak kita serta bagaimana cara kita menyampaikannya. Ingatlah selalu, bahwa orang tua adalah teladan bagi anak-anaknya. Dan kita tentu tidak ingin menjadi teladan yang buruk bagi anak-anak kita akibat ucapan-ucapan yang sebenarnya kurang pantas untuk disampaikan. http://www.orangtua.org/?p=845


Leave a reply

0 Comments to "5 Hal yang Seharusnya Tidak Terucap dari Orang Tua"


Arsip Blog

Pemrograman

Album

SAKINAH MULTIVISION@2011

Sponsor

Chatting Blog

Buat webs klik

SC Community tinypic Share E-Mail Scam
Nomor Induk Siswa Nasional